Mata terbuka di depan mereka, melantangkan bahwa ia senantiasa mampu melihat kebenaran
namun menjadi buta ketika akhirnya dihadapkan dengan rayuan mereka
mungkin inilah yang dikatakan bermata tapi tak melihat
Mulutnya melantangkan kebenaran
namun dibelakang ia nya bersilat lidah
merubah segala cara agar narasi nuraninya membenarkan perbuatannya
Telinganya mendengarkan kebenaran
namun menjadi tuli ketika ia nya dihadapkan dengan ucapan magis sang predator bangsa
Lantas pada asas apa lagi yang ia gaungkan
masihkah ia disebut manusia ketika sanubari tak lagi bersamanya
kecuali yg tertinggal hanya nafsu, ego dan ketamakan
sungguh racun ini sangat membahayakan
perlukan negeri ini mensayembarakan vaksin korupsi
agar tak perlu lagi ada yang seperti mereka
tak perlu lagi negeriku mereka gerogoti
Bobroknya wakil kami, atau kami yang terlalu bodoh dalam memilih dan percaya?
-IU-