Menunggu
Menunggu merupakan hal yang tidak ku senangiPernah mencoba untuk berhenti
Namun kembali hadirnya meyakinkan ku tuk kembali
Dan entah untuk kesekian kali
Diriku pun akhirnya kembali menunggu
Seakan membuatku menunggu itu hal biasa baginya
Andai ia tahu hal itu menyesakkan
Dan bodohnya ku iyakan semua itu
Karena bagiku yg paling bisa mengerti diriku adalah dirinya
Dirinya tahu bahwa aku benci perbincangan yang serius, dan ia pun tahu omongan ku tak lebih berisi kekonyolan,
Namun yang paling bisa mendengar cerita konyolku hanya dia
Dan kini saat jarak menegaskan dirinya...
Entah bagaimana kabarnya disana....
Ku bisikkan pada angin
Aku tak kan pernah lupa untuk kembali
Namun entah apakah jalan ku pulang kan sama diawal atau mungkin telah berubah
Bukan ingin ku
Namun lagi, dirinya yang membuat jalan itu mulai kembali buram